Rabu, 23 Juli 2008

mashrakhiyyah


SEKILAS TENTANG MASRAHIYYAH
Oleh: Ibnu Muhdi
Sejarah Masrahiyyah
Bahasa Arab belum mengenal masrahiyyah modern kecuali baru pada
pertengahan abad ke 19. Sebelumnya, Napoleon Bonaparte pernah mencipta
drama di Mesir pada tahun 1897 tetapi berbahasa Perancis untuk keperluan
menghibur tentara pendudukan. Orang Syria merupakan perintis pertama seni
masrahiyyah di Timur Tengah. Hal itu terjadi karena pergaulan mereka yang
akrab dengan orang Eropa dan kebiasaan mereka menonton karya-karya
dramanya.
Masrahiyyah pertama yang pernah ditampilkan di Beirut pada tahun 1848
berjudul Al-Bakhil karya مارون نقاش kemudian drama berjudul Abu Hasan Al-
Mughfil karya penulis yang sama ditampilkan pada tahun 1850.
Masrahiyyah pada waktu itu umumnya terjemahan atau saduran dari
bahasa Perancis atau Inggris. Hanya sedikit masrahiyyah karya asli orang Arab.
Bahkan sampai saat inipun tidak banyak karya masrahiyyah yang bisa disebut
sebagai karya sastra Arab yang membanggakan. Ini tidak berarti bahwa tidak ada
karya masrahiyyah yang bisa dipelajari dan dipentaskan. Karya-karya
masrahiyyah modern dan sejarah para penulisnya dapat dijumpai antara lain
dalam Mausu’ah Syauqiyah.
Unsur Masrahiyyah
Hampir sama dengan drama pada umumnya, masrahiyyah paling tidak
memiliki unsur-unsur pembentuk dan pendukung cerita yang meliputi dialog,
konflik, plot, tema, klimaks dan krisis. Berikut dikemukakan 3 (tiga) unsur saja
dari masrahiyyah.
الحوا ر. 1 / Dialog
Dialog merupakan alat penting untuk menggambarkan “bangunan
masrahiyyah”.dan oleh karena itu dialog adalah senjata utama sebuah senario
masrahiyyah. Dalam masrahiyyah, para pemain berdialog/berbicara sesuai dengan
perannya. Dialog berfungsi mengemukakan persoalan, menjelaskan tokoh atau
peran, memperjelas watak pemeran, dan melahirkan aksi serta mendorong plot
bergerak maju.
الصراع . 2 / Konflik
Konflik merupakan kekuatan penggerak masrahiyyah. Cerita dapat
bergerak maju kalau di dalamnya ada konflik. Supaya konflik bisa menjadi daya
penggerak cerita seperti yang dikehendaki, dipilih tokoh-tokoh yang mampu
melakukannya. Konflik tidak hanya terjadi antara seseorang dengan yang lain,
tetapi dapat pula terjadi antara orang dengan masyarakatnya, antara orang dengan
alam, dan antara orang dengan keyakinan. Sifat dari konflik dapat dengan jelas
dinyatakan, atau hanya tersirat saja, tetapi elemen konflik tersebut mesti
ditampilkan.
الحركة المسرحي ة. 3 / Plot
Plot biasa diartikan sebagai bagan atau kerangka kejadian tempat pemeran
berbuat/melakukan sesuatu. Plot adalah keseluruhan peristiwa dalam senario. Plot
adalah serangkaian hubungan sebab akibat yang bergerak dari awal hingga akhir.
Ciri-ciri plot adalah timbulnya sebab dan bagaimana sebab tersebut melahirkan
akibat, dan berkembang menjadi jalinan sebab-akibat.
Bentuk Masrahiyyah
Secara umum masrahiyyah memiliki 3 (tiga) jenis berikut.
المأساة . 1 /Tragedi
Tragedi merupakan suatu peniruan perbuatan yang sungguh-sungguh dan
lengkap. Peniruan perbuatan itu diwujudkan dalam bentuk dramatik, bukan
naratif. Pertarungan keluarga Bharata yang mencapai puncak pada peperangan
total di padang Kurusetra merupakan suatu tragedi. Kakak beradik Adipati Karna
dan Arjuna yang sama-sama putra Dewi Kunti harus berhadap-hadapan untuk
saling membunuh.
الملهاة . 2 / Komedi
Kebalikan dari Tragedi adalah Komedi. Bentuk umum komedi bukan
melahirkan hal-hal baru yang dramatik, melainkan satu gambaran dramatik dari
lelucon. Komedi lebih bergantung pada kemampuan melucukan sang tokoh atau
beberapa tokoh dalam dialog, perbuatan, dan suasana yang cenderung berusaha
untuk menghibur penonton.
المسرحية الموسيقي ة. 3 / Melodrama
Bentuk lain di luar Komedi dan Tragedi pada dasarnya penggabungan dari
keduanya atau penampilan segi-segi tertentu untuk tujuan tertentu, yaitu المسرحية
الموسيقية / Melodrama. Ini adalah suatu masrahiyyah yang lebih menekankan segisegi
kekerasan, ketegangan, atau misteri. Ada juga Farce / المسرحية الهزلية yaitu
drama ringan untuk mengundang gelak tawa dengan gerak dan tingkah laku.
Dalam masrahiyyah jenis ini sering ditemukan hal-hal yang tidak masuk akal. Ada
lagi المسرحية الهجائية / Satire, yaitu drama ringan yang tingkat kelucuannya di
atas Farce dengan menampilkan kelucuan dalam hidup yang ditanggapi dengan
keseriusan. Ini biasanya digunakan oleh penulisnya untuk melakukan kecaman
atau kritik terselubung karena adanya sensor yang ketat.
Masrahiyyah dan Pengembangan Kompetensi Berbahasa Arab
Masrahiyyah dapat difungsikan sebagai salah satu bentuk pendekatan atau
teknik dalam belajar bahasa Arab, terutama dalam belajar ta’bir syafawy.
Masrahiyyah akan memberikan kontribusi yang besar kepada mahasiswa pemeran
masrahiyyah paling tidak dalam pengembangan kosa kata, pengembangan
ungkapan bahasa Arab, serta pembentukan vokal (suara), speech (ucapan), dan
pernafasan.
Dalam naskah masrahiyyah seorang pemeran akan banyak menemukan
kosakata baru dan ungkapan-ungkapan baru yang belum dikenalnya. Hal itu
berarti akan memperkaya perbendaharan kosakata dan ungkapan yang
bersangkutan.
Di samping itu, dalam masrahiyyah seorang pemeran akan banyak
digembleng olah vokal dan speech serta pernafasan. Gemblengan tersebut akan
memberikan dampak positif kepada pemeran yang bersangkutan tidak saja dalam
bermain peran, tetapi juga dalam keterampilan ta’bir syafawy. Dengan demikian
bisa diharapkan bahwa para aktivis masrahiyyah akan memiliki 2 (dua)
kompetensi sekaligus, yaitu komptensi sebagai pemain masrahiyyah yang handal,
di samping kompetensi berbahasa Arab yang dapat dibanggakan.
Penutup
Apa yang dikemukakan dalam handout ini amatlah sederhana dan
elementer. Semoga yang sedikit ini dapat membuka wawasan baru bagi para
peserta Diklat mengenai masrahiyyah. Apabila ada kekurangan dalam tulisan ini,
hal tersebut semata karena sedikitnya pengalaman kami mengenai dramaturgi.
Untuk itu kami mohon maaf.
Malang, 5 Desember 2004

Tidak ada komentar: