Selasa, 22 Juli 2008

KBK


1
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
DAN BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN
A. PENGANTAR
Pada tahun pelajaran 2004 ini pemerintah akan memberlakukan kurikulum
baru yang dikenal dengan Kurikulum 2004. Karena kurikulum ini berbasis
kompetensi, orang sering menyebutnya dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK).
Pemberlakuan KBK sebagi upaya peningkatan mutu pendidikan sudah
selayaknya mendapatkan respon positif dari semua elemen pendidikan di
Indonesia, utamya para guru yang merupakan pelaksana utama kurikulum
pendidikan di lapangan.
Guru bahasa Arab pada Madrasah Ibtidaiyah yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari pelaku utama kurikulum di lapangan, hendaknya segera tanggap
dengan diberlakukannya KBK ini, dengan berupaya untuk segera memahami
kurikulum tersebut dan mengimplementasikannya di kelas.
Tulisan sederhana ini berupaya untuk mengenalkan sekilas tentang
Kurikulum 2004 dan model pembelajaran yang mungkin bisa diterapkan dalam
pembelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah.
B. SEKILAS TENTANG KBK
Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah kurikulum pendidikan yang
menjadikan kompetensi sebagai tolok ukur pencapaian tujuan pendidikan.
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang tercermin
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dengan kompetensi yang dimiliki, siswa
diharapkan dapat hidup mandiri dan mampu menghadapi tantangan hidup yang
semakin berat secara kritis dan kreatif (Nurhadi, 2004).
KBK memiliki karakteristik yang menonjol yang sekaligus
membedakannya dengan kurikulum sebelumnya. Karakteristik tersebut sebagai
berikut.
2
1. Berorientasi pada Pencapaian Kompetensi
KBK menekankan pada tercapainya pengetahuan dan keterampialn siswa,
bukan pada terselesaikannya semua materi yang diamanatkan kurikulum.
Dengan demikian sebenarnya guru tidak terbebani dengan tugas
menghabiskan semua materi, tetapi dia bertanggungjawab atas dilakukannya
proses pembelajaran dan penerapan keterampilan oleh siswa.
2. Kurikulum Disesuaikan dengan Potensi Siswa
KBK bersifat fleksibel dalam arti dapat diperluas dan diperdalam sesuai
dengan potensi yang dimiliki oleh siswa. Oleh sebab itu guru hendaknya
memperhatikan kemampuan awal dan pengalaman yang dimiliki oleh siswa.
Kemampuan awal dan pengalaman siswa tersebut merupakan modal bagi guru
untuk memulai pembelajaran.
3. Berpusat pada Siswa
Dengan KBK, pembelajaran berlangsung dengan menitik beratkan atau
berpusat pada siswa. Siswa hendaknya mengkonstruksikan pengetahuan
mereka sendiri, memecahkan masalah, dan menemukan sendiri sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya. Tugas guru membantu siswa untuk memiliki
kompetensi. Pola pikir “guru akting di depan kelas, siswa menonton”
hendaknya diubah menjadi “siswa akting bekerja dan berkarya, guru
mengarahkan”.
4. Berorientasi pada Proses dan Hasil
KBK mengamanatkan agar pembelajaran diorientasikan kepada proses dan
hasil pembelajaran. Pembelajaran diupayakan berpusat pada “bagaimana cara”
siswa menggunakan pengetahuan baru mereka.
5. Pendekatan dan Metode Beragam dan Kontekstual
Dalam pembelajaran yang didasarkan pada KBK, guru dituntut menggunakan
pendekatan dan metode yang beragam dan kontekstual, yang memungkinkan
3
siswa memperoleh pengalaman dan ketrampilan yang bermanfaat bagi
hidupnya.
6. Guru Bukan Satu-satunya Sumber Ilmu Pengetahuan.
Dalam pembelajaran yang mengacu pada KBK, guru bukan merupakan satusatunya
sumber ilmu pengetahuan. Dalam pembelajaran, guru dapat
mendatangkan orang lain di luar sekolah sebagai sumber. Bahkan siswa yang
memiliki kelebihan di bidang tertentu bisa diminta oleh guru untuk
memberikan pengalamannya atau keterampilannya kepada siswa.
7. Buku Pelajaran Bukan Satu-satunya Sumber Belajar
Di lingkungan sekolah, guru dapat memanfaatkan berbagai sarana dan
prasarana sekolah sebagai sumber belajar. Dengan memanfaatkan alam sekitar
sebagai sumber belajar, akan tercipta pembelajaran yang menggembirakan dan
mengesankan.
C. MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Dari karakteristik KBK yang telah diuraikan pada poin B tersebut dapat
diketahui bahwa secara umum KBK mengamanatkan agar segala sesuatu yang
diterima oleh siswa dalam proses pembelajaran mendorong siswa untuk
mengembangkannya, menerapkan, dan menghubungkannya dengan kehidupan
nyata dalam keseharian. Dengan demikian, siswa belajar tidak sekedar untuk bisa
mengerjakan soal ujian, tetapi selalu diupayakan agar pengetahuan siswa yang
didapat memalaui proses belajar itu tidak berhenti pada tataran pengetahuan
teoritis saja, tetapi harus dapat dikembangkan agar memberikan manfaat bagi
kehidupannya.
Untuk merealiasikan berbagai prinsip KBK tersebut dalam pembelajaran,
berikut dikemukakan model-model pembelajaran yang bisa diterapkan.
1. Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung adalah model pembelajaran yang menghendaki
guru memberikan informasi latar belakang, mendemonstrasikan keterampilan
4
yang sedang diajarkan, dan menyediakan waktu bagi siswa untuk latihan
keterampilan tersebut dan menerima umpan balik tentang bagaimana latihan
keterampilan itu dilakukan (Nur, 2004).
Langkah-langkah pengajaran langsung tersebut dapat diringkas sebagai
berikut.
Tabel 1 Langkah-langkah Pengajaran Langsung
Langkah-langkah Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
2. Mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan
3. Membimbing pelatihan
4. Mengecek pemahaman dan
memberi umpan balik
5. Memberi kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan
penerapan
Guru menjelaskan tujuan, informasi
latar belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mempersiapkan siswa untuk
belajar
Guru mendemonstrasikan keterampilan
atau menyajikan informasi setahap
demi setahap
Guru memberikan pelatihan awal
Guru mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik
Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan latihan lanjutan,
dengan perhatian khusus pada
penerapan situasi lebih kompleks dalam
kehidupan sehari-hari
2. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar
menciptakan interaksi yang saling membelajarkan antara berbagai sumber belajar.
Dalam pengertian ini, sumber belajar bagi siswa tidak terbatas pada guru dan
buku ajar, tetapi juga teman sesama siswa (Nurhadi, 2004).
Pembelajaran Kooperatif memiliki berbagai elemen yang saling terkait,
yaitu adanya (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi tatap muka, (3)
tanggungjawab individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar
5
pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Abdurrahman &
Bintoro, dalam Nurhadi, 2004).
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut
(Ibrahaim & Nur, 2000).
Tabel 2 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
2. Menyajikan informasi
3. Mengorganisasikan siswa
kedalam kelompok-kelompok
belajar
4. Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan
Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
Guru menyajikan informasi kepada
siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
Guru menjelaskan kepada siswa cara
membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efisien
Guru membimbing kelompokkelompok
belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang telah dipelajari
atau masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok
3. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah model pembelajaran yang
dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan perpikir,
pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual; belajar berbagai peran orang
dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi (Nur,
2004).
6
Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah adalah sebagai
berikut.
Tabel 3 Langkah-langkah Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Langkah Peran Guru
1. Orientasi siswa kepada
masalah
2. Mengorganisasi siswa untuk
belajar
3. Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
4. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan logistik
yang dibutuhkan, memotivsi siswa
terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya
Guru membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah
tersebut
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk
mendapatkan kejelasan dan
pemecahan masalah.
Guru membantu siswa dalam
merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesuai, seperti laporan, video,
dan model, serta membantu mereka
untuk berbagi tugas dengan temannya
Guru membantu siswa untuk
melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap penyelidikan mereka dan
proses-proses yang mereka gunakan
D. CIRI-CIRI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB YANG PRODUKTIF
Untuk dapat menerapkan berbagai model pembelajaran yang telah
dikemukakan di atas, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab, perlu kiranya
diperhatikan ciri-ciri pembelajaran bahasa Arab yang produktif berikut ini.
7
a. Lebih Banyak Latihan Berbahasa Nyata
Latihan-latihan yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab berbentuk
latihan-latihan yang bermakna, fungsional, kontekstual, dan akrab dengan
kehidupan nyata siswa.
b. Pembelajaran Tatabahasa Tidak Berdiri Sendiri
Selama ini, pelajaran tatabahasa (nahwu dan sarf) cenderung menjadi
kendala pembelajaran bahasa Arab. Hal itu antara lain karena tatabahasa
tersebut berdiri sendiri sebagai pelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, agar
pembelajaran bisa produktif, pembelajaran tatabahasa diintegrasikan dalam
pembelajaran keterampilan berbahasa. Ini bisa diartikan bahwa tatabahasa
diberikan untuk membetulkan kesalahan-kesalahan berbahasa siswa.
c. Keterampilan Berbahasa Nyata Menjadi Tujuan Utama
Dengan tujuan seperti itu, pembelajaran bahasa Arab dikembalikan pada
kedudukan dan fungsi bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi. Sehingga
yang tampak dalam pembelajaran adalah melatih siswa mendengarkan,
membaca, menulis, berbicara, dan menghindari pembelajaran yang terfokus
pada tatabahasa.
d. Membaca Sebagai Alat Untuk Belajar
Tujuan membaca sebebarnya adalah agar orang bisa belajar banyak hal.
Membaca adalah alat untuk belajar. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
membaca, diupayakan agar siswa dengan membaca tersebut bisa belajar
banyak tentang ilmu pengetahuan. Bukan sekedar belajar membaca untuk
bisa membaca.
e. Menulis Sebagai Alat Berekspresi
Dalam pembelajaran menulis, siswa banyak dilatih untuk mengekspresikan
dan menyampaikan gagasannya. Pembelajaran menulis ini umumnya
dianggap relatif sulit oleh siswa. Oleh karena itu guru perlu menerapkan
8
berbagai teknik pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk gemar
menulis.
f. Kelas Adalah Tempat Berlatih Berbahasa
Salah satu ciri pembelajaran bahasa Arab yang produktif adalah apabila
kelas dipenuhi dengan celoteh siswa dalam bahasa Arab. Kelas “riuh” dan
“gaduh” oleh “teriakan” siswa dalam bahasa Arab. Dinding-dinding kelas
penuh oleh tempelan kertas yang berisi ekspresi diri siswa dalam bahasa
Arab.
E. SISTEM PENILAIAN
1. Prinsip Penilaian
Agak berbeda dengan sistem penilaian dalam pembelajaran konvensional,
sistem penialain dalam KBK diorientasikan pada penilaian proses dan hasil atau
kompetensi, dengan prinsip-prinsip berikut.
a. Penilaian dilakukan secara komprehensif (penilaian proses dan penilaian
hasil dilakukan secara seimbang)
b. Guru menjadi penilai yang konstruktif yang dapat merefleksikan
bagaimana siswa belajar, bagaimana siswa menghubungkan apa yang
mereka ketahui dengan berbagai konteks, serta bagaimana perkembangan
belajar siswa dalam berbagai konteks belajar.
c. Penialain memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat
mengembangkan penilaian diri
d. Penilaian mengukur keterampilan dan perfomansi dengan kriteria yang
jelas
e. Penilaian dilakukan dengan berbagai alat secara berkesinambungan
sebagai bagian integral dari proses pembelajaran
f. Penilaian dapat dimanfaatkan oleh siswa, orang tua, dan sekolah untuk
mendiagnosis kesulitan belajar siswa, umpan balik pembelajaran, maupun
untuk menentukan prestasi siswa.
9
2. Alat Penialaian
Alat penilaian pembelajaran bahasa Arab dalam KBK dapat berbentuk:
a. Tes Kinerja yang meliputi kedisiplinan, kerjasama, kepemimpinan, dan
inisiatif di kelas
b. Hasil karya yang berupa laporan, gambar, bagan, tulisan, benda, karya seni
dan sejenisnya.
c. Tes tertulis yang berupa hasil ulangan
d. Portofolio yang berupa kumpulan hasil kerja siswa yang menggambarkan
hasil pemikiran, minat, hasil usaha, dan respon serta harapan siswa
terhadap pembelajaran.
e. Jurnal, yaitu catatan harisn yang digunakan siswa untuk menulis respon,
komentar, pertanyaan tentang teks yang dibaca, apa yang dipikirkan siswa
tentang pembelajaran bahasa Arab yang dialamai, perasaan personal siswa
terhadap pembelajaran, atau refleksi siswa terhadap keseluruhan proses
pembelajaran.
F. RENCANA PEMBELAJARAN (RP) DALAM KBK
1. Ciri-ciri RP
Ciri-ciri yang menonjol dari RP dalam KBK adalah berikut ini.
a. RP merupakan gambaran rencana guru dalam pembelajaan dan bukan
sekedar bukti administratif pembelajaran
b. Pembalajaran bahasa Arab dapat diintegrasikan dengan pelajaran lain dan
dituangkan dalam RP
c. Rumusan tujuan menggambarkan kompetensi yang akan dicapai
d. Rincian media dan sumber belajar menggambarkan persiapan yang harus
dilakukan guru sebelum mengajar
e. Langkah pembelajaran didesain dalam bentuk skenario pembelajaran yang
terfokus pada kegiatan siswa tahap demi tahap
2. Komponen RP
RP minimal mengandung unsur-unsur berikut.
a. Kompeternsi Dasar (yang mengingatkan guru akan target kompetensi)
10
b. Hasil Belajar (kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan
pencapaian pengalaman belajar)
c. Indikator Hasil Belajar (salah satu penanda ketercapaian kompentensi
dasar)
d. Skenario (langkah-langkah) pembelajaran
• Kegiatan siswa tahap-demi tahap
• Materi pembelajaran
e. Alokasi Waktu
f. Sarana dan Sumber Belajar
g. Penilai
G. PENUTUP
Agar KBK yang akan dicanangkan pemerintah pada tahun 2004 ini dapat
diimplementasikan denghan baik dalam pembelajaran, perlu dilakukan sosialisasi
KBK di kalangan guru pada semua jenjang sekolah secara intensif.
Model pembelajaran yang dikemukakan dalam makalah ini merupakan
bagian yang sangat kecil dari berbagai model pembelajaran yang ada. Semoga
yang kecil ini dapat mendatangakan manfaat yang besar bagi peningkatan
kualitas pembelajaran bahasa Arab, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Muslimin dan Nur, Mohamad. 2004. Pengajaran Berdasarkan Masalah.
Surabaya: University Press.
Ibrahim, Muslimin dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya:
University Press.
Nur, Mohamad. 2004. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: University Press.
Nurhadi & Yasin, Burhan. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
dalam KBK. Malang: UM Press.
11
LAMPIRAN
CONTOH MODEL PEMBELAJARAN
12
NUMBERED HEADS TOGETHER
(KEPALA BERNOMOR)
(Spencer Kagan, 1992)
Langkah Langkah
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap
siswa dalam kelompok mendapat nomor
2. Guru memberikan tugas dan masingmasing
kelompok mengerjakannya
3. Kelompok mendiskusikan jawaban yang
benar dan memastikan tiap anggota
kelompok mengerjakannya/mengetahui
jawabannya
4. Guru memanggil salah satu nomor siswa
dan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasamanya
5. Teman yang lain memberi tanggapan,
kemudian guru menunjuk nomor yang lain
6. Kesimpulan
13
COOPERATIVE SCRIPT
(Dansereau Cs., 1985)
Skrip Koperatif adalah teknik pembelajaran
dimana siswa bekerja berpasangan dan
bergantian secara lisan mengikhtisarkan
bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah
1. Guru membagi siswa berpasangan
2. Guru membagikan materi kepada setiap
siswa untuk dibaca, dan siswa membuat
ringkasan
3. Guru dan siswa menetapkan siapa yang
pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
4. Pembicara membacakan ringkasannya
selengkap mungkin, dengan memasukkan
ide-ide pokok dalam ringkasannya.
5. Pendengar
menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide
pokok yang kurang lengkap. Membantu
mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan
menghubungkan materi sebelumnya atau
dengan materi lain
6. Bertukar peran, yang semula sebagai
pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta dilakukan kegiatan seperti
poin 4 dan 5.
7. Kesimpulan guru
8. Penutup
14
MAKE A MATCH
(MENCARI PASANGAN)
(Lorna Curran, 1994)
Langkah-langkah
1. Guru menyiapkan beberapa kartu
yang berisi konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review. Di samping
itu, disiapkan pula satu kelompok
kartu yang berisi soal, dan kelompo
lainnya berisi jawaban.
2. Setiap siswa mendapat satu buah
kartu
3. Tiap siswa memikirkan soal atau
jawaban dalam kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang
mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya
5. Setiap siswa yang dapat
mencocokkan kartunya sebelum
batas waktu, diberi poin.
6. Setelah satu babak, kartu dikocok
dan dibagikan lagi kepada siswa agar
tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya
7. Kegiatan dapat dilakukan sampai
beberapa babak
8. Kesimpulan
9. Penutup
15
THINK PAIR AND SHARE
(Frank Lyman, 1985)
Langkah langkah
1.Guru menyampaikan inti materi
dan kompetensi yang ingin dicapai
2.Siswa diminta untuk berfikir
tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru
3.Siswa diminta berpasangan
dengan teman sebelahnya (dalam
kelompok 2 orang) dan diminta
menguraikan pemikiran masingmasing
tentang materi
4.Guru memimpin diskusi pleno
kecil. Tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya
5.Berawal dari kegiatan tersebut,
guru mengarahkan pembicaraan
pada pokok permasalahan dan
menambah materi yang belum
diungkapkan para siswa
6.Kesimpulan
7.Penutup
16
AKTIVITAS BELAJAR
1. KEGIATAN VISUAL
- Membaca
- Melihat gambar
- Mengamati
- Mendemonstrasikan
- Menelaah
2. KEGIATAN LISAN
- Mengemukakan
- Menghubungkan
- Mengajukan pertanyaan
- Diskusi
- Wawancara
- Menjelaskan
3. KEGIATAN MENDENGARKAN
- Mendengarkan penyajian materi
- Mendengarkan berita
- Mendengarkan cerita
4. KEGIATAN MENULIS
- Menulis Cerita
- Laporan
- Karangan
- Rangkuman
- Tes
- Angket
5. Kegiatan Menggambar
- Menggambar grafik
- Menggambar bagan
- Menggambar peta
- Menggambar benda
17
6. KEGIATAN MATRIK
- Melakuakn percobaan
- Membuat model
- Menari
7. KEGIATAN MENTAL
- Mengingat
- Memecahkan masalah
- Menganalisis
- Mengidentifikasi
8. KEGIATAN eMOSIONAL
- Tenang
- Marah
- Gembira
- Berani
18
Anak Belajar dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan celaan,
ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan,
ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan,
ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan,
ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi,
ia belajar menahan diri
Jika anak dibesar dengan dorongan,
ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian,
ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik
perlakuan,
ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman ,
ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan,
ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang
dan persahabatan,
ia belajar menemukan cinta dan
kehidupan
19
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
DAN BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN
Makalah Disajikan dalam Pelatihan
Penggunaan Media Gambar dan Kartu Kata untuk Pengajaran Bahasa Arab bagi
Guru-guru Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah se Kecamatan Klojen.
pada tanggal 12 Agustus 2004
di Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra
Universitas Negeri Malang
Oleh
Muhaiban
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA ARAB
AGUSTUS 2004
20

Tidak ada komentar: