Selasa, 22 Juli 2008

TEKATEKI SILANG

TEKA-TEKI SILANG
SEBAGAI TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Pendahuluan
Kenyataan di lapangan banyak menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa
Arab di madrasah –baik ibtida-iyyah, tsanawiyyah, maupun ‘aliyah- cenderung
monoton dan membosankan. Hal tersebut akan berdampak pada siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Mereka dapat merasa bosan, jenuh, dan tidak bersemangat,
yang akhirnya berakibat pada tidak disenanginya bahasa Arab oleh siswa atau bahasa
Arab dianggap sebagai bahasa yang sulit dipelajari.
Kenyataan seperti itu sebenarnya tidak perlu terjadi apabila para guru
memiliki kesadaran untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan melakukan
berbagai variasi pembelajaran. Variasi tersebut dapat dilakukan pada berbagai aspek
pembelajaran seperti aspek materi, metode, media pembelajaran, dan tempat. Untuk
menggairahkan minat belajar siswa, guru juga dapat menggunakan berbagai teknik
pembelajaran. Di antara teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa
Arab, utamanya untuk anak-anak, adalah teknik bermain.
Salah satu bentuk permainan yang dapat dimanfaatkan sebagai teknik
pembelajaran bahasa Arab oleh guru adalah teka-teki silang. Makalah kecil ini
berupaya untuk mengenalkan serba sedikit tentang teka-teki silang dan
pemanfaatannya sebagai teknik pembelajaran bahasa Arab bagi anak-anak di
madrasah ibtidaiyyah
Pentingnya Teknik Bermain dalam Pembelajaran
Bermain adalah sebuah aktifitas yang disukai oleh manusia. Apapun bentuk
permainannya. Bahkan bermain bukanlah monopoli anak-anak. Dengan bermain
seseorang tidak saja dapat menghilangkan kejenuhan, kebosanan, rasa malas, dan
keruwetan pikiran, tetapi dengan bermain seseorang juga bisa memperoleh hiburan,
kesenangan, pengalaman, pengetahuan, variasi dari rutinitas, bahkan teman.
Oleh karena itu permainan dapat dimanfaatkan sebagai media dan sekaligus
teknik pembelajaran. Hal ini telah lama disadari oleh para ahli pendidikan sehingga
lahirlah prinsip bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain. Dengan
bermain, pembelajaran akan berlangsung dalam suasaana yang menyenangkan, wajar,
dan alami. Dalam suasana yang demikian, transfer informasi, pengalaman, atau
keterampilan dapat berlangsung “tanpa terasa”, sehingga siswa tidak merasa digurui
atau dipaksa untuk belajar.
Dari uraian di atas berikut ini dikemukakan beberapa faktor mengenai
pentingnya permainan sebagai teknik pembelajaran (Asrori, 1995).
1. Permainan mampu menghilangkan kebosanan
2. Permainan memberikan tantangan untuk memecahkan masalah dalam suasana
gembira
3. Permainan menimbulkan semangat kerja sama sekaligus persaingan yang sehat.
4. Permainan membantu siswa yang lamban dan kurang motivasi
5. Permainan mendorong guru untuk selalu kreatif.
Beberapa Prinsip Penggunaan Teknik Bermain dalam Pembelajaran
Agar pembelajaran dapat berlangsung efektif dan efisien, guru perlu
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan teknik permainan tersebut dalam
pembelajaran. Berikut ini beberapa prinsip tersebut (Hidayat dan Tatang, 1980 dalam
Asrori, 1995).
1. Permainan apapun yang akan dilaksanakan harus menjadi cara pendekatan
mencapai tujuan belajar mengajar
2. Setiap permainan harus diberi peraturan yang jelas dan tegasuntuk ditaati
semua pihak
3. Dalam permainan beregu harus dusahakan pembagian regu secara seimbang
4. Permainan sebaiknya melibatkan sebanyak mungkin siswa (siswa yang
menjadi penonton pun harus diberi tugas tertentu, misalnya mengatur waktu,
menjumlah nilai dan sebagainya)
5. Permainan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa
6. Permainan sebaiknya tidak dilaksanakan pada awal pelajaran di kala siswa
masih dalam keadaan segar. Sebaliknya, permainan sebaiknya dilaksanakan
menjelang akhir pelajaran, yakni pada waktu gairah belajar siswa mulai
menurun.
7. Guru harus betul-betul bertindak sebagai pengelola suatu permainan. Oleh
karena itu ia harus menampilkan peran yang menimbulkan motivasi bermain
bagi murid-muridnya (riang, lincah, tetapi tegas dan tidak memihak)
8. Sebaiknya permainan dihentikan ketika murid masih tenggelam dalam
keasyikan.
Teka-teki Silang Sebagai Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
Pengertian
Teka-teki silang merupakan salah satu bentuk permainan bahasa. Permainan
ini dapat digunakan sebagai teknik untuk melatihkan penguasaan kosa kata dan
keterampilan membaca. Media yang diperlukan untuk permainan ini adalah gambar
yang di dalamnya terdapat rangkaian kotak bujur sangkar aatau persegi empat sama
sisi. Kotak-kotak tersebut sebagian berwarna putih dan yang lain berwarna hitam.
Pada sebagian kotak berwarna putih diberi nomor yang mengindikasikan nomor
jawaban. Dalam permainan, kotak berwarna putih itu harus diisi dengan huruf-huruf.
Susunan huruf-huruf tersebut baik secara horisontal maupun vertikal akan membentuk
kata yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang ada Pertanyaan terdiri dari dua
macam, yaitu pertanyaan untuk jawaban yang harus ditulis secara horisontal
(mendatar) dan pertanyaan untuk jawaban yang harus ditulis secara vertikal
(menurun). Pertanyaan biasanya ditulis di bawah atau di samping gambar.
Contoh 1.
1 2 3
4
5 6
7 8
9 10
11
Contoh 2:
1 2 3
4
5 6
7 8
9 10
11
Mendatar:
1………..
2………..
Menurun:
………
………
Mendatar:
1………..
2………..
Menurun:
……

……

Cara Pembuatan
Sebelum membuat media teka-teki silang, terlebih dahulu guru harus
menyiapkan sejumlah kosa kata yang akan dilatihkan. Kosa kata tersebut dapat
diambil dari buku teks bahasa Arab atau dari buku lain sesuai dengan tingkat
kesulitan kosa kata yang diperlukan.
Sesudah itu, guru menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan berikut ini.
1. Kertas HVS kuarto
2. Penggaris
3. Pensil, ball point, spidol warna hitam
4. Karet penghapus
Proses pembuatannya adalah sebagai berikut.
1. Gambarlah bujur sangkar ukuran 10 cm x 10 cm atau sesuai selera
2. Bagilah menjadi bujur sangkar-bujur sangkar kecil ukuran 1cm x 1cm
3. Hitamilah sejumlah bujur sangkar kecil tersebut
4. Isilah blok-blok kecil (yang tidak dihitami) dengan huruf-huruf dari kosa kata
yang telah disiapkan (gunakan pensil!)
5. Tulislah soal di sisi kanan atau di bawah bujur sangkar besar sesuai dengan
kelompoknya, mendatar atau menurun, berdasarkan kosa kata tersebut (No.
4).
6. Salinlah kosa kata tersebut (No. 4) pada kertas lain sebagai kunci jawaban
7. Hapuslah kosa kata pada bujur sangkar-bujur sangkar kecil tersebut (No. 4)
8. Fotokopilah lembar teka-teki silang tersebut sesuai dengan jumlah siswa.
Prosedur Permainan
1. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
2. Setiap kelompok diberi selembar teka-teki silang yang sama
3. Setiap kelompok mengisi teka-teki itu dalam tempo yang telah disepakati
bersama
4. Setelah selesai, setiap kelompok membacakan hasil kerjanya secara bergantian
5. Guru mengoreksi hasil kerja kelompok, sekaligus menentukan pemenang
6. Kalau memungkinkan, guru memberikan hadiah kepada kelompok pemenang
Variasai
1. Teka-teki slang dapat dikerjakan siswa di rumah sebagai PR
2. Guru dapat membuat teka-teki silang “raksasa” dari triplek melamin yang
ditempatkan di depan kelas.
TEKA-TEKI SILANG
SEBAGAI TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB
Makalah
Disajikan Dalam Pelatihan Pembelajaran Bahasa Arab
Guru Madrasah Ibtidaiyyah (MI)
Di Kecamatan Watulimo, Trenggalek
Pada tanggal 4-5 Mei 2002
Oleh
Drs. Muhaiban
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS SASTRA
JURUSAN SASTRA ARAB
MEI 2002